Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mencatat sejumlah signifikan perusahaan yang menerbitkan laporan keberlanjutan untuk tahun 2023. Hingga kini, hampir semua perusahaan tercatat di BEI telah mengadopsi praktik ini. Langkah ini menandai era baru dalam transparansi dan keterbukaan informasi, memungkinkan investor untuk lebih memahami aspek-aspek penting dari perusahaan sebelum mengambil keputusan investasi. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menegaskan bahwa adanya pelaporan ESG dapat meningkatkan daya tarik bagi investor asing dan membantu perusahaan dalam pengelolaan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan.

Pada acara peluncuran ESG reporting di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (22/1/2025), Nyoman menjelaskan bahwa implementasi pelaporan metrik ESG bertujuan untuk mempercepat proses pengambilan keputusan oleh investor asing. Modul pelaporan ini juga dirancang untuk membantu perusahaan dalam mengidentifikasi dan mengelola aspek ESG mereka dengan lebih efektif. Pelaporan ESG ini telah diterapkan melalui sistem Sarana Keterbukaan Informasi Bagi Perusahaan Tercatat (SPE-IDXnet) menggunakan formulir E020 yang mencakup Laporan Tahunan dan Laporan Keberlanjutan.

Sistem ini telah mengadopsi standar Asean Exchanges Common ESG Metrics, yang menjadi acuan utama pelaporan metrik ESG di bursa-bursa ASEAN. Selain itu, modul ini juga telah diselaraskan dengan regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan surat edaran yang relevan. Dengan demikian, BEI berharap langkah ini akan memperkuat kerangka kerja keberlanjutan dan meningkatkan transparansi dalam pasar modal Indonesia.

Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen kuat BEI dalam mendorong praktik-praktik keberlanjutan. Adopsi pelaporan ESG tidak hanya meningkatkan transparansi tetapi juga memberikan panduan yang jelas bagi perusahaan dalam mengelola aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan. Ini bukan hanya manfaat bagi investor tetapi juga bagi stakeholders lainnya yang memiliki minat dalam kinerja keberlanjutan perusahaan.