Dalam beberapa hari terakhir, harga minyak mentah mengalami penurunan signifikan akibat kenaikan persediaan bahan bakar di Amerika Serikat (AS). Hal ini ditambah dengan penguatan dolar AS yang memberi tekanan tambahan pada pasar. Menurut data Refinitiv, harga minyak jenis Brent melemah 1,16% ke posisi US$ 76,16 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) turun 1,25% menjadi US$ 72,25 per barel pada penutupan perdagangan Rabu (8/1/2025). Penurunan ini berlanjut pada Kamis (9/1/2025), dengan Brent dan WTI masing-masing turun 0,26% dan 0,33%. Kenaikan stok bensin dan solar di AS menjadi faktor utama dalam depresiasi harga minyak.
Pada pagi hari di Jakarta, para pedagang minyak di pasar global sedang memantau situasi dengan seksama. Peningkatan besar dalam persediaan bahan bakar AS telah membalikkan kenaikan sebelumnya yang didorong oleh pengetatan pasokan dari Rusia dan anggota OPEC lainnya. Data dari Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan bahwa stok bensin naik sebanyak 6,3 juta barel pada minggu lalu, mencapai total 237,7 juta barel. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan ekspektasi analis yang hanya memperkirakan kenaikan sebanyak 1,5 juta barel. Sementara itu, persediaan sulingan juga melonjak 6,1 juta barel, mencapai 128,9 juta barel, melampaui perkiraan kenaikan 600 ribu barel.
Presiden Lipow Oil Associates, Andrew Lipow, menjelaskan bahwa "pasar minyak sedang merasakan beban dari peningkatan signifikan persediaan bensin dan solar yang terjadi selama beberapa minggu terakhir." Selain itu, indeks dolar AS (DXY) yang kembali terbang ke atas level 109 menambah tekanan pada harga komoditas. Ketika dolar AS kuat, pasar cenderung wait and see karena harga jual yang mahal dari sisi kurs.
Dengan demikian, kombinasi antara kenaikan persediaan bahan bakar dan penguatan dolar AS telah memicu penurunan harga minyak mentah. Situasi ini memerlukan pemantauan yang ketat untuk melihat apakah tren ini akan berlanjut atau tidak.
Dari perspektif seorang jurnalis, situasi ini menunjukkan betapa rentannya pasar minyak terhadap fluktuasi persediaan dan nilai tukar mata uang. Para pelaku pasar harus tetap waspada dan siap menghadapi perubahan kondisi yang cepat. Bagi pembaca, informasi ini mengingatkan pentingnya memahami faktor-faktor ekonomi global yang dapat mempengaruhi harga komoditas seperti minyak mentah.