Pada perdagangan Kamis (16/1/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta menunjukkan peningkatan yang signifikan. IHSG membukukan kenaikan 0,78% hingga mencapai posisi 7.134,72 pada pukul 09:10 WIB. Pergerakan ini terjadi setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sehari sebelumnya. Aktivitas transaksi mencapai Rp 2,2 triliun dengan volume transaksi sebesar 1,9 miliar lembar saham. Sektor keuangan dan emiten perbankan menjadi penyokong utama kenaikan ini.
Penurunan suku bunga acuan BI sebesar 25 basis poin menjadi 5,75% telah memberikan dorongan positif bagi pasar modal. Keputusan ini merupakan langkah pertama dalam tahun 2025, setelah penurunan serupa dilakukan pada September 2024. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa penurunan suku bunga ini sejalan dengan pandangan bank sentral yang pro-stabilitas dan pro-pertumbuhan. Keputusan ini didasarkan pada dinamika global dan domestik, termasuk inflasi yang rendah dan stabilitas nilai tukar rupiah.
Berdasarkan analisis ekonomi, BI melihat adanya tren pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah di tahun 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, langkah ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Perry menjelaskan bahwa penurunan suku bunga ini sesuai dengan dinamika ekonomi global dan domestik, serta memperhatikan arah kebijakan dari pemerintah AS dan Federal Reserve.
Dalam perspektif domestik, BI mengamati bahwa inflasi tetap rendah dan diperkirakan akan berlanjut. Stabilitas nilai tukar rupiah juga menjadi faktor penting dalam pertimbangan ini. Dengan kondisi ini, ruang untuk penurunan suku bunga masih terbuka lebar. Selain itu, data survei ekonomi BI menunjukkan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi, khususnya sejak kuartal IV-2024, yang diperkirakan akan berlanjut hingga awal tahun 2025.
Kenaikan IHSG pada hari Kamis mencerminkan respons positif pasar terhadap kebijakan penurunan suku bunga oleh BI. Emiten perbankan seperti PT Bank Mandiri, PT Bank Rakyat Indonesia, PT Bank Central Asia, dan PT Bank Negara Indonesia menjadi motor utama dalam mendongkrak indeks. Selain itu, saham-saham lain seperti PT GoTo Gojek Tokopedia dan PT Barito Renewables Energy juga turut berkontribusi. Keputusan ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing pasar modal Indonesia.