Pada perdagangan sesi pertama Rabu (5/2/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang signifikan. Meskipun Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi yang positif pada kuartal IV-2024, IHSG tetap berada di zona merah. Data menunjukkan bahwa indeks ini melemah 0,52% ke level 7.036,84, masih bertahan di atas batas psikologis 7.000. Transaksi mencapai Rp 5,3 triliun dengan volume 14,8 miliar lembar saham. Secara keseluruhan, tahun 2024 mencatatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5,03%, namun pasar saham tampaknya belum merespons positif terhadap angka tersebut.
Berita pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi sorotan utama pada hari Rabu. Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengumumkan bahwa PDB Indonesia tumbuh 5,02% secara tahunan pada kuartal IV-2024, naik dari 4,95% pada tahun sebelumnya. Namun, pertumbuhan kuartalan hanya mencapai 0,53%, turun dari 1,5% pada kuartal III-2024. Pertumbuhan ini merupakan data PDB pertama di era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Meskipun angka ini sesuai dengan ekspektasi pasar, investor tampak ragu-ragu dalam merespons. Beberapa analis menyebutkan bahwa ketidakpastian politik dan ekonomi global mungkin mempengaruhi reaksi pasar.
Pertumbuhan ekonomi yang dicapai pada kuartal IV-2024 membawa harapan baru bagi ekonomi Indonesia. Namun, pasar saham tampak tidak yakin dengan prospek jangka pendek. Investor cenderung lebih berhati-hati, terlihat dari volatilitas yang meningkat pada perdagangan hari itu. Volume transaksi yang tinggi mencerminkan aktivitas spekulatif yang intens. Meskipun demikian, beberapa sektor tertentu masih menunjukkan performa yang baik, memberikan sedikit optimisme di tengah situasi yang tidak pasti.
Sementara itu, para ahli ekonomi menyoroti bahwa pertumbuhan ekonomi yang stabil perlu didukung oleh kebijakan pemerintah yang tepat. Dalam jangka panjang, fokus pada investasi infrastruktur dan peningkatan daya saing dapat membantu memperkuat fondasi ekonomi nasional. Meskipun IHSG mengalami penurunan pada hari tersebut, potensi pertumbuhan ekonomi yang kuat tetap ada. Dengan langkah-langkah strategis, Indonesia dapat menghadapi tantangan ekonomi global dan mempertahankan momentum positif.