Pasar
Rupiah Menguat: Dampak dari Respons Tarif China dan Data Pekerjaan AS
2025-02-05

Penguatan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi sorotan utama pada perdagangan Rabu, 5 Februari 2025. Nilai tukar ini mencerminkan respons pasar terhadap sejumlah faktor global, termasuk aksi balasan tarif yang diambil oleh China terhadap AS serta data pekerjaan AS yang lebih rendah dari ekspektasi. Rupiah dibuka dengan kenaikan signifikan hingga 0,37% ke level Rp16.280 per dolar AS, setelah mengalami peningkatan 0,55% pada hari sebelumnya. Ini merupakan rebound dari posisi dua hari sebelumnya yang mencapai Rp16.430 per dolar AS.

Penyebab utama penguatan rupiah adalah langkah-langkah ekonomi yang diambil oleh pemerintah China sebagai respons terhadap kebijakan tarif baru dari AS. Beberapa jam setelah AS menerapkan tarif tambahan sebesar 10% pada impor dari China, Kementerian Keuangan China membalas dengan memberlakukan tarif sebesar 15% untuk batu bara dan gas alam cair (LNG), serta 10% untuk minyak mentah dan produk-produk lainnya. Langkah ini menunjukkan eskalasi ketegangan perdagangan antara kedua negara besar tersebut.

Selain itu, data lowongan kerja di AS yang turun drastis juga berperan penting dalam penguatan rupiah. Jumlah lowongan kerja di AS menurun sebanyak 556.000 menjadi 7,6 juta pada Desember 2024, lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 8,0 juta. Penurunan ini terutama terjadi di sektor jasa profesional, perawatan kesehatan, dan keuangan. Secara regional, wilayah Selatan dan Barat mengalami penurunan terbesar dalam lowongan kerja. Situasi ini menyebabkan indeks dolar AS (DXY) melemah, yang kemudian mendukung penguatan rupiah.

Kondisi pasar tenaga kerja AS yang melambat, ditambah dengan respons cepat China terhadap tarif AS, telah membawa dampak positif bagi nilai rupiah. Meskipun situasi geopolitik dan ekonomi global tetap kompleks, penguatan rupiah pada perdagangan tersebut mencerminkan sentimen pasar yang lebih optimis terhadap stabilitas ekonomi Indonesia dalam konteks internasional yang dinamis.

More Stories
see more