Pada akhir perdagangan Kamis (23/1/2025), dua perusahaan properti terkait kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, yaitu PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) dan PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), mengalami penurunan tajam. Saham PANI anjlok hingga 19,89% ke posisi Rp 11.075/unit, menjadi laggard terbesar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sementara itu, saham CBDK juga turun sebesar 19,89% menjadi Rp 7.550/unit. Kedua saham ini mencapai batas penolakan otomatis bawah (ARB) pada akhir sesi perdagangan. IHSG sendiri ditutup melemah 0,34% ke level 7.232,64. Penurunan ini terjadi setelah beberapa periode sebelumnya kedua saham tersebut mengalami kenaikan signifikan.
Penurunan drastis saham PANI dan CBDK tidak lepas dari tren yang telah berlangsung dalam beberapa pekan terakhir. Saham PANI, misalnya, telah merosot 28,43% dalam seminggu, 32,16% dalam sebulan, dan 36,08% sejak awal Januari 2025. Sebaliknya, saham CBDK masih menunjukkan performa positif sejak IPO, dengan kenaikan 85,96%. Namun, dalam satu minggu terakhir, saham ini juga mengalami penurunan 19,89%. Para analis menyebut bahwa aksi profit-taking menjadi salah satu faktor utama penurunan ini. Investor memilih untuk mengambil keuntungan setelah harga saham kedua perusahaan tersebut melambung tinggi dalam beberapa bulan terakhir.
Berbicara tentang fundamental, PANI memiliki cadangan lahan luas seluas 1.850 hektare, yang memberikan posisi kuat bagi perusahaan. Secara finansial, PANI juga menunjukkan kinerja yang positif. Berdasarkan laporan keuangan hingga September 2024, pendapatan bersih perusahaan mencapai Rp 2,09 triliun, meningkat 20,89% dibandingkan tahun sebelumnya. Segmen tanah kavling, komersial, dan rumah tinggal menjadi kontributor utama pendapatan, dengan total Rp 2,04 triliun. Meskipun beban pokok naik 4,97% menjadi Rp 897,86 miliar, laba kotor tetap melonjak 36,41% menjadi Rp 1,19 triliun. Laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk juga tumbuh pesat 91,16% menjadi Rp 486,60 miliar. Selain itu, pra-penjualan perusahaan mencapai Rp 4,7 triliun, meningkat 168%, sehingga target prapenjualan dinaikkan dari Rp 5,5 triliun menjadi Rp 6 triliun untuk tahun 2024.
Berdasarkan data dan analisis ini, dapat disimpulkan bahwa meski mengalami penurunan signifikan pada akhir perdagangan Kamis, kedua perusahaan properti PIK 2 masih menunjukkan fundamental yang kuat. Performa finansial PANI yang positif dan cadangan lahan yang luas menunjukkan potensi pertumbuhan jangka panjang. Namun, investor perlu tetap waspada terhadap fluktuasi pasar dan melakukan evaluasi mendalam sebelum mengambil keputusan investasi.