Berita terkini mengungkap bahwa Donald Trump, yang baru saja dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47 pada 20 Januari 2025, telah menerbitkan beberapa perintah eksekutif penting. Langkah-langkah ini mencakup berbagai kebijakan, mulai dari tarif impor hingga regulasi imigrasi dan strategi produksi energi. Para analis khawatir bahwa kebijakan-kebijakan ini dapat mempengaruhi pasar global dan menimbulkan dampak signifikan pada ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Diskusi mendalam tentang implikasi ini disampaikan oleh Arfan Karniody, Direktur Investasi Kisi Asset Management, dalam program Power Lunch di CNBC Indonesia.
Setelah dilantik sebagai pemimpin tertinggi AS, Trump langsung mengambil tindakan dengan mengeluarkan sejumlah perintah eksekutif. Salah satu fokus utamanya adalah pemberlakukan tarif impor yang lebih ketat. Tujuan utama dari langkah ini adalah untuk melindungi industri domestik AS dari persaingan asing. Selain itu, Trump juga memperketat aturan imigrasi dengan tujuan meningkatkan keamanan nasional. Strategi lainnya adalah mendorong produksi minyak dan gas alam di negeri Paman Sam tersebut. Langkah-langkah ini dipandang sebagai upaya untuk memperkuat kedaulatan ekonomi AS.
Kebijakan-kebijakan baru ini tidak hanya mempengaruhi ekonomi AS tetapi juga memiliki efek luas pada pasar global. Menurut Arfan Karniody, dampak utama yang dikhawatirkan adalah potensi perang dagang yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global. China, sebagai salah satu mitra dagang utama AS, bisa menjadi korban langsung dari situasi ini. Hal ini kemudian berpotensi merembet ke negara-negara lain, termasuk Indonesia. Nilai tukar mata uang, suku bunga, dan daya tarik investasi di Indonesia bisa terpengaruh secara signifikan.
Dalam diskusi yang dipandu oleh Anneke Wijaya, Arfan menjelaskan bahwa investor harus waspada terhadap fluktuasi pasar akibat kebijakan baru ini. Dia menyarankan agar para pelaku ekonomi mempersiapkan diri dengan strategi yang fleksibel untuk menghadapi potensi volatilitas. Meskipun tantangan ada, peluang juga terbuka bagi mereka yang dapat menyesuaikan diri dengan cepat. Dengan demikian, meskipun situasi tampak menantang, ada ruang untuk optimisme dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang baru.