Survei terbaru mengungkapkan kekhawatiran serius tentang kesejahteraan finansial masyarakat Amerika Serikat. Menurut data yang dikumpulkan, sebagian besar warga AS tidak memiliki tabungan darurat yang cukup untuk menangani pengeluaran tak terduga. Hal ini mencerminkan ketidakstabilan keuangan yang signifikan di negara tersebut. Studi ini melibatkan lebih dari 1.200 responden dan dilakukan pada awal tahun 2025. Banyak responden mengaku telah mengalami pengeluaran tak terduga dalam setahun terakhir, menunjukkan betapa pentingnya memiliki dana cadangan.
Berbagai temuan menyoroti tantangan yang dihadapi oleh masyarakat AS dalam manajemen keuangan. Sebanyak 40% responden tidak dapat menutupi biaya darurat senilai US$1.000 dengan uang tunai atau tabungan mereka. Para ahli keuangan menyarankan bahwa idealnya, setiap individu harus memiliki tabungan darurat yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup selama tiga hingga enam bulan. Selain itu, survei juga menunjukkan adanya kesenjangan gender yang signifikan. Perempuan cenderung memiliki jumlah tabungan darurat yang lebih rendah dibandingkan laki-laki, dengan rata-rata saldo hanya mencapai 59% dari yang dimiliki laki-laki. Faktor sosial seperti perbedaan pola kerja diduga berkontribusi pada kesenjangan ini.
Pentingnya memiliki tabungan darurat tidak dapat dipandang remeh. Mereka yang memiliki dana cadangan terbukti lebih siap menghadapi situasi tak terduga dan dapat menutupi biaya darurat dengan lebih mudah. Mayoritas pemilik tabungan darurat juga mengelola keuangannya dengan baik, dengan saldo rata-rata mencapai US$10.000. Ini memberikan jaminan keamanan finansial yang cukup untuk mengatasi tantangan ekonomi. Meski demikian, masih banyak upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan praktik manajemen keuangan yang baik, terutama bagi kelompok yang paling rentan.