Kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dengan fokus pada "Amerika Pertama" diprediksi akan membawa dampak signifikan bagi pergerakan pasar keuangan global pada tahun 2025. Genta Wira Anjalu, seorang eksekutif senior dari Sinarmas Asset Management, menyoroti bahwa langkah-langkah seperti peningkatan tarif impor dan pembatasan imigrasi dapat mempengaruhi arus modal internasional. Hal ini juga berpotensi mendorong kenaikan suku bunga The Fed dan aliran modal asing kembali ke AS, sehingga mengakibatkan pelemahan mata uang global termasuk Rupiah. Dalam konteks ini, sektor perbankan dan konsumer menjadi area investasi yang menjanjikan untuk manajemen investasi jangka pendek.

Menurut analisis terbaru, implementasi kebijakan Trump yang menekankan "Amerika Pertama" dapat mempengaruhi dinamika ekonomi global secara luas. Langkah-langkah ketat dalam hal tarif impor dan regulasi imigrasi telah ditetapkan sebagai strategi utama pemerintahannya. Dengan situasi ini, bank sentral AS, The Fed, kemungkinan akan tetap mempertahankan era suku bunga tinggi. Meskipun ada spekulasi tentang pemangkasan suku bunga hingga dua kali, ekspektasi tersebut tidak cukup kuat untuk mengubah tren umum. Akibatnya, arus modal asing cenderung kembali ke AS, yang kemudian memicu pelemahan mata uang lainnya, termasuk Rupiah.

Berkenaan dengan sentimen pasar pada tahun 2025, peluang investasi di Indonesia tampak menarik. Para ahli menyatakan bahwa sektor-sektor tertentu, seperti perbankan dan konsumer, memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan. Fokus pada industri ini diharapkan dapat memberikan hasil yang menguntungkan bagi investor dalam jangka pendek. Selain itu, stabilitas ekonomi domestik juga menjadi faktor penting yang mendukung prospek investasi di negara ini. Analis percaya bahwa dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan situasi global untuk meningkatkan daya saing ekonominya.

Pada akhirnya, perspektif investasi di pasar Indonesia menghadapi tantangan dan peluang yang unik akibat sentimen politik dan ekonomi AS. Meskipun adanya risiko pelemahan mata uang dan perubahan arus modal, sektor-sektor tertentu seperti perbankan dan konsumer menawarkan potensi pertumbuhan yang signifikan. Investor yang bijaksana dapat memanfaatkan kondisi ini untuk meraih keuntungan jangka pendek sambil memperhatikan dinamika ekonomi global yang terus berkembang.