Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali menjadi sorotan utama di Indonesia. Saat ini, mata uang nasional sedang mengalami penurunan signifikan, mencapai level Rp 16.000 per dolar. Fenomena ini membawa memori tentang krisis ekonomi tahun 1998, ketika nilai tukar rupiah melonjak hingga Rp 16.800 per dolar. Krisis tersebut berlangsung dengan cepat dan mendalam, seiring dengan pergantian kepemimpinan nasional dari era Presiden Soeharto ke BJ Habibie. Habibie berhasil mengembalikan stabilitas ekonomi dalam waktu singkat melalui serangkaian kebijakan yang inovatif dan kontroversial.
Pada masa krisis 1998, perekonomian Indonesia mengalami goncangan besar. Banyak bank yang tidak mampu bertahan, sehingga menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat. Nasabah melakukan penarikan dana secara masif, memperburuk situasi keuangan negara. Menghadapi tantangan ini, BJ Habibie mengambil langkah-langkah drastis untuk merestrukturisasi sektor perbankan. Salah satu upayanya adalah menggabungkan empat bank milik pemerintah menjadi satu entitas baru, yakni Bank Mandiri. Hal ini bertujuan untuk memperkuat sistem keuangan dan meningkatkan kepercayaan publik.
Berikutnya, Habibie juga memutuskan untuk memisahkan Bank Indonesia (BI) dari pemerintah melalui UU No.23 Tahun 1999. Dengan kebijakan ini, BI diharapkan dapat bekerja secara independen, objektif, dan bebas dari intervensi politik. Langkah ini dianggap penting untuk menjaga stabilitas moneter dan membangun kepercayaan pasar. Selain itu, Habibie juga memperkenalkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan suku bunga tinggi untuk menarik kembali dana masyarakat ke dalam sistem perbankan. Hasilnya, suku bunga turun dari 60% menjadi belasan persen, dan kepercayaan terhadap bank meningkat.
Tak hanya fokus pada sektor keuangan, Habibie juga mengendalikan harga bahan pokok agar tetap terjangkau bagi masyarakat. Dia mempertahankan harga listrik dan BBM subsidi agar tidak naik, sehingga inflasi dapat dikendalikan. Meski beberapa kebijakannya menuai kontroversi, seperti ajakan kepada masyarakat untuk berpuasa demi efisiensi, langkah-langkah ini akhirnya berhasil memulihkan kepercayaan pasar. Aliran dana investor kembali mengalir, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali stabil di level Rp 6.550.
Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh BJ Habibie pada masa krisis 1998 telah memberikan pelajaran berharga bagi generasi saat ini. Dengan pendekatan yang inovatif dan tegas, Habibie berhasil mengembalikan stabilitas ekonomi dalam waktu yang relatif singkat. Pengalaman ini menunjukkan bahwa dalam menghadapi krisis, pemimpin harus memiliki visi jelas dan kemampuan untuk mengambil keputusan sulit demi kepentingan nasional.