Menteri Keuangan Sri Mulyani menekankan pentingnya peran lembaga keuangan dalam meningkatkan literasi dan edukasi keuangan kepada masyarakat. Hal ini bertujuan untuk mencegah penipuan yang sering memanfaatkan kemajuan teknologi digital. Dalam acara BRI Microfinance Outlook 2025, Sri Mulyani menyatakan bahwa tanpa pendidikan keuangan yang memadai, masyarakat berisiko menjadi korban praktik teknologi digital yang berpotensi merugikan. Survei SNLIK OJK pada tahun 2024 menunjukkan bahwa indeks literasi dan inklusi keuangan di Indonesia masih rendah, yaitu 65% dan 75%. Oleh karena itu, literasi keuangan menjadi semakin penting dengan perkembangan teknologi dan adanya disrupsi, terutama dari kecerdasan buatan (AI). AI telah mengubah tatanan global dalam berbagai aspek, termasuk politik, ekonomi, dan sosial. Sri Mulyani menegaskan bahwa semua pihak harus bijaksana dalam menghadapi disrupsi AI ini agar dapat memberikan kesempatan baru di tengah ketidakpastian ekonomi.
Menurut Sri Mulyani, disrupsi AI tak terhindarkan, namun dampaknya bisa positif atau negatif tergantung pada bagaimana kita mengelola ekosistem tersebut. Jika kita mampu memperkuat ekosistem perekonomian, kehadiran AI dan teknologi digital dapat membawa peluang baru. Untuk mencapai hal ini, lembaga keuangan, khususnya perbankan, perlu meningkatkan fungsi intermediasi mereka. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi dapat ditingkatkan secara merata, sehingga perekonomian Indonesia menjadi lebih kuat, mulai dari tingkat dasar. Selain itu, situasi keuangan global yang dinamis juga perlu diwaspadai, termasuk faktor-faktor seperti suku bunga, nilai tukar, dan situasi geopolitik. Lembaga keuangan harus memastikan neraca dan kinerja keuangan tetap kuat untuk menjaga stabilitas ekonomi yang selalu berubah.
Sri Mulyani menekankan bahwa tantangan utama adalah memastikan bahwa setiap entitas keuangan, baik besar maupun kecil, berkontribusi dalam memperkuat ekosistem perekonomian nasional. Disrupsi teknologi seperti AI tidak hanya membawa tantangan tetapi juga peluang. Dengan persiapan yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan teknologi ini untuk memperkuat perekonomian dan melindungi masyarakat dari risiko-risiko yang muncul akibat perkembangan teknologi. Peningkatan literasi keuangan menjadi langkah awal yang penting dalam upaya ini.
Dengan fokus pada literasi keuangan dan manajemen disrupsi teknologi, Indonesia dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan ekonomi global. Peran lembaga keuangan sangat krusial dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang seimbang dan stabil. Melalui kolaborasi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat, Indonesia dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk inovasi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.