Pasar
Transformasi BRI: Meningkatkan Layanan Perbankan Melalui Warung Kelontong
2025-01-30

Dalam upaya transformasi digital dan fisik, Bank Rakyat Indonesia (BRI) telah mengurangi jumlah kantor cabang pembantu (KCP) dan menggantinya dengan warung-warung kelontong yang berfungsi sebagai agen BRIlink. Ini merupakan bagian dari strategi ekonomi berbagi yang diterapkan oleh bank pelat merah ini. Dalam kurun waktu kurang dari tiga tahun, BRI telah menutup hampir 1.000 KCP, namun jumlah agen BRIlink meningkat pesat mencapai lebih dari satu juta di seluruh Indonesia. Volume transaksi melalui agen-agen ini mencapai Rp1.589 triliun pada tahun 2024. Direktur Utama BRI, Sunarso, menjelaskan bahwa inisiatif ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang masih menginginkan layanan perbankan secara langsung, terutama di daerah-daerah yang belum sepenuhnya digital.

Langkah Transformasi BRI dalam Mendukung Ekonomi Lokal

Pada hari Kamis, 30 Januari 2025, di International Convention Exhibition (ICE) BSD City, Direktur Utama BRI, Sunarso, mengumumkan langkah-langkah baru dalam mendukung ekonomi lokal. Di tengah-tengah era digital, BRI tetap memperhatikan pentingnya kehadiran fisik dan sentuhan pribadi dalam layanan perbankan. Oleh karena itu, bank ini memilih untuk mengoptimalkan warung-warung kelontong sebagai agen BRIlink. Langkah ini tidak hanya membantu masyarakat yang masih enggan menggunakan layanan digital, tetapi juga memberikan kesempatan bagi pemilik warung untuk berpartisipasi dalam sistem keuangan modern. Sejak tahun 2015, jumlah agen BRIlink telah meningkat drastis dari sekitar 75.000 menjadi lebih dari satu juta pada akhir September 2024. Transaksi melalui agen-agen ini mencapai Rp1.589 triliun sepanjang tahun 2024, menunjukkan bahwa model ini sangat efektif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi mikro.

BRI juga fokus pada penyaluran kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sampai akhir September 2024, bank ini telah menyalurkan kredit UMKM senilai Rp1.106 triliun, atau 82% dari total portofolio pembiayaan. Penyaluran kredit yang positif ini mendorong aset BRI meningkat 5,94% secara tahunan menjadi Rp1.961,92 triliun.

Dari perspektif seorang jurnalis, langkah BRI ini menunjukkan betapa pentingnya adaptasi dan inovasi dalam dunia perbankan. Dengan memadukan teknologi dan layanan tradisional, BRI berhasil menciptakan solusi yang tepat bagi masyarakat yang masih memerlukan interaksi fisik. Hal ini bukan hanya mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, tetapi juga membuka peluang baru bagi pemilik warung-warung kelontong untuk berpartisipasi dalam sistem keuangan formal. Inisiatif ini dapat menjadi contoh bagi bank-bank lain untuk lebih memahami kebutuhan masyarakat di berbagai wilayah.

More Stories
see more