Pasar
Peningkatan Peminjaman Digital di Kalangan Generasi Muda: Tantangan dan Regulasi Baru
2025-01-10

Di Indonesia, generasi muda, terutama mereka yang berusia antara 19 hingga 34 tahun, menjadi kelompok utama pengguna layanan peminjaman daring. Meskipun pertumbuhan ini menunjukkan perkembangan signifikan dalam sektor keuangan digital, hal ini juga membawa tantangan baru, termasuk peningkatan tingkat kredit macet. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa pembiayaan dari Lembaga Pembiayaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) meningkat 27,32% pada November 2024, mencapai Rp75,60 triliun. Kelompok usia 19-34 tahun menyumbang lebih dari setengah dari total pinjaman dan juga menjadi penyumbang terbesar untuk kredit bermasalah.

Kondisi Terkini dan Langkah-langkah Mitigasi Risiko

Pada periode November 2024, outstanding pembiayaan LPBBTI tumbuh pesat menjadi Rp75,60 triliun, dengan kontribusi terbesar berasal dari kalangan muda berusia 19-34 tahun, mencapai 51,52%. Tingkat risiko kredit macet secara agregat (TWP90) fintech peer to peer (P2P) lending naik dari 2,37% pada Oktober 2024 menjadi 2,52%. Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan OJK, Agusman, mengungkapkan bahwa kredit bermasalah didominasi oleh kalangan usia 19-34 tahun dengan porsi 53,48%. Selain itu, perempuan mendominasi sebagai peminjam, mencapai 54,34% dari total outstanding pembiayaan perorangan.

OJK telah memperkenalkan regulasi baru untuk mengelola risiko ini. Mulai Januari 2027, pengguna fintech P2P lending harus memenuhi batas usia minimum 18 tahun atau sudah menikah, serta memiliki penghasilan minimal Rp3 juta per bulan. Pemberi dana dibagi menjadi profesional dan non-profesional, dengan persyaratan maksimum penempatan dana sesuai dengan pendapatan tahunan. Langkah-langkah ini bertujuan untuk memitigasi risiko dan menjaga stabilitas sektor keuangan.

Dalam perspektif jurnalis, fenomena ini menggambarkan pentingnya edukasi finansial bagi generasi muda. Regulasi baru yang diterapkan oleh OJK menunjukkan upaya serius untuk melindungi konsumen dan menjaga keberlanjutan sektor keuangan digital. Namun, langkah-langkah ini juga perlu disertai dengan kampanye literasi finansial yang lebih luas agar masyarakat dapat membuat keputusan keuangan yang bijak.

More Stories
see more