Pasar
Perbankan Indonesia Berhati-hati dalam Penyaluran Kredit di Awal 2025
2025-01-21
Para pemangku kebijakan perbankan di Indonesia memilih untuk tetap waspada dalam proses penyaluran kredit pada awal tahun 2025. Menurut Survei Perbankan Triwulan IV-2024 dari Bank Indonesia (BI), ekspektasi terhadap ketatnya seleksi kredit oleh bank-bank nasional diperkirakan akan berlanjut hingga triwulan pertama 2025, mirip dengan kondisi sebelumnya.

Berhati-hati Menghadapi Tantangan Ekonomi: Strategi Bank Indonesia

Pendekatan hati-hati ini dipertegas oleh beberapa eksekutif senior yang menegaskan bahwa meskipun BI telah menurunkan suku bunga acuan menjadi 5,75%, penyaluran kredit masih akan dilakukan secara selektif. Bahkan, beberapa bank memutuskan untuk lebih ketat lagi dalam memberikan kredit di awal tahun ini.

Faktor-faktor Utama Mendorong Ketelitian Seleksi Kredit

Menurut Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan, ada beberapa faktor utama yang mendorong perbankan untuk tetap ketat dalam seleksi kredit. Salah satunya adalah daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih dan kondisi likuiditas bank yang masih mengkhawatirkan. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., salah satu bank pelat merah, juga mengakui adanya risiko likuiditas. Direktur Manajemen Risiko BTN Setiyo Wibowo menjelaskan bahwa bank tersebut akan lebih fokus pada sektor perumahan sebagai langkah strategis. Saat ini, risiko likuiditas dan suku bunga yang tinggi membuat bank harus lebih berhati-hati dalam penyaluran kredit.

Perspektif Bank Swasta Terbesar Kedua di Indonesia

Bank CIMB Niaga, bank swasta terbesar kedua di Indonesia, memandang bahwa pertumbuhan kredit perbankan akan lebih lambat di awal tahun 2025. Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, melihat perlambatan ini sebagai kesempatan untuk mengamati tren biaya pendanaan atau cost of fund (CoF). Ia berharap penurunan CoF seiring dengan penurunan BI Rate dapat meningkatkan minat kredit.

Optimisme dan Kewaspadaan di Maybank Indonesia

Maybank Indonesia, melalui Presiden Direktur Steffano Ridwan, menyatakan bahwa pemangkasan BI Rate bisa meningkatkan daya beli masyarakat. Namun, bank tersebut akan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian, mengingat situasi global yang masih penuh ketidakpastian. Steffano menambahkan bahwa penyaluran kredit akan disesuaikan dengan risk appetite Maybank Indonesia di segmen-segmen target utama.

Analisis Indeks Standar Pemberian Kredit (ILS)

Survei Perbankan Triwulan IV-2024 BI mencatat indeks lending standard (ILS) sebesar 0,2 di triwulan I-2025, menunjukkan standar penyaluran kredit yang lebih ketat. Aspek-aspek kebijakan penyaluran kredit yang diperkirakan lebih ketat termasuk plafon kredit, suku bunga kredit, dan premi kredit berisiko. Jenis kredit investasi menjadi yang paling ketat, sementara jenis kredit lainnya tidak mengalami perubahan signifikan dibandingkan triwulan IV-2024.
More Stories
see more