Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan bahwa aliran modal asing ke SBN telah kembali menunjukkan net inflow sebesar US$ 0,7 miliar hingga 16 Desember 2024. Meskipun SBN mulai ramai diborong oleh investor asing, Perry menjelaskan bahwa nilai tukar rupiah hingga 17 Desember mengalami penurunan sebesar 1,37% point-to-point (ptp) dari akhir bulan sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti semakin tinggi ketidakpastian global, terutama terkait arah kebijakan moneter AS, penurunan suku bunga AS (federal fund rate/FFR) yang lebih rendah, penguatan mata uang dolar AS secara luas, serta risiko geopolitik.
Dengan kondisi tersebut, Perry menjelaskan bahwa preferensi investor global lebih倾向于 (mengarah) untuk memindahkan alokasi portofolionya ke AS. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi global dan kebijakan moneter AS memiliki pengaruh yang signifikan pada aliran modal asing ke SBN.
Keterangan di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti ketidakpastian global, perubahan suku bunga AS, dan kondisi geopolitik dapat mempengaruhi aliran modal asing ke SBN. Ketidakpastian global membuat investor lebih cenderung untuk mencari tempat yang lebih stabil, sementara perubahan suku bunga AS dan kondisi geopolitik dapat mempengaruhi preferensi investor dalam memindahkan alokasi portofolionya.
Perry Warjiyo juga perlu terus memantau dan mengatur aliran modal asing untuk memastikan kestabilan ekonomi dan keuangan di Indonesia. Hal ini penting untuk mengurangi risiko dan memastikan bahwa aliran modal asing dapat memberikan manfaat bagi ekonomi Indonesia.
Aliran modal asing yang berubah dapat memiliki implikasi yang signifikan bagi ekonomi Indonesia. Jika aliran modal asing terus meningkat, hal ini dapat membantu meningkatkan investasi dan pertumbuhan ekonomi. Namun, jika aliran modal asing turun atau mengalami perubahan yang tidak terkendali, hal ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi dan mengancam keuangan.
Oleh karena itu, pemerintah dan BI perlu terus memantau dan mengatur aliran modal asing dengan cermat. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti mengatur kebijakan moneter, meningkatkan kualitas investasi, dan mengurangi risiko. Dengan demikian, Indonesia dapat memanfaatkan keuntungan dari aliran modal asing sedangkan mengurangi risiko yang mungkin timbul.